Ambil Sampel Darah di Lab Kini Bisa Dilakukan Robot?

Artikel ini terakhir di perbaharui October 12, 2020 by Rinaldi Syahran
Ambil Sampel Darah di Lab Kini Bisa Dilakukan Robot?
Donor darah dari gadis muda berbaju merah dengan plester jantung - freepik/user11553839

Ambil darah vena — juga disebut venipuncture — adalah salah satu prosedur medis paling umum yang dijalani pasien karena sampel darah sering kali diperlukan untuk pengujian sebagai bagian dari pemeriksaan medis. Para profesional medis telah menyelidiki penggunaan pencitraan ultrasound (USG) dan perangkat robotik untuk meningkatkan teknik pengumpulan darah.

Baru-baru ini, para peneliti melakukan uji klinis pertama pada manusia untuk mengevaluasi perangkat robotik yang mengumpulkan sampel darah untuk pengujian laboratorium. Robot yang dipandu gambar ultrasound menemukan vena, menusuknya dengan jarum, dan kemudian mengambil darah.

Membuat Proses Pengambilan Darah Lebih Aman

Tube Test untuk Ambil Sampel Darah
Banyak tube tes berisi darah yang dites – freepik/megafilm

 

Meskipun uji coba menunjukkan hasil yang menjanjikan, perbaikan perangkat dan lebih banyak penelitian diperlukan sebelum dapat digunakan dalam praktik klinis.

Menulis di jurnal Technology, para peneliti dari Rutgers University, Robert Wood Johnson Foundation University Hospital, dan Icahn School of Medicine di Mount Sinai mengatakan robot itu memungkinkan proses pengambilan darah lebih aman bagi pasien dan petugas medis.

Teknologi ini berpotensi membantu pengambilan darah lebih cepat dan mudah, terutama pada pasien yang pembuluh darahnya halus atau susah diakses. Kesulitan dalam pengambilan darah bisa disebabkan oleh vena yang sulit dilihat atau dirasakan, dan vena yang tidak berbentuk atau mudah bergeser dari posisinya.

Venipuncture (venipungsi) juga merupakan salah satu penyebab utama cedera terkait perawatan medis untuk pasien dan petugas medis. Pengambilan darah dapat menjadi tantangan ketika vena sulit diakses, seringkali mengakibatkan memar, radang vena, dan, dalam situasi yang jarang terjadi, infeksi atau cedera pada saraf lengan di sekitarnya.

Selain itu, cedera akibat jarum suntik yang tidak disengaja pada petugas medis sering terjadi dan bisa berakibat serius. Infeksi petugas kesehatan dari jarum suntik dapat terjadi dengan jumlah kasus sekitar tiga dari 1.000 jarum suntik, dan yang paling mengkhawatirkan adalah infeksi ini mengakibatkan penularan hepatitis dan HIV.

Meskipun studi mereka berfokus pada pengambilan darah rutin, para peneliti mengatakan robot tersebut dapat diadaptasi untuk kegunaan lain, seperti pemberian cairan atau obat melalui vena (terapi IV), dialisis, atau penempatan jalur arteri.

“Kombinasi penempatan jarum robotik dan panduan USG memberikan kerangka kerja untuk aplikasi masa depan dalam robotika medis,” tulis para peneliti.

Ujicoba Pengambilan Darah Pasien dengan Robot

Robot Medis
Tangan cyborg memegang alat dengan icon medis dalam 3D – freepik/perig76

 

Peneliti yang makalah ini menjelaskan, uji klinis pertama robot melibatkan 31 peserta manusia, termasuk enam peserta dengan vena yang dianggap sulit diakses. Robot berhasil menarik darah ke dalam tabung pengumpulan dengan satu atau dua upaya memasukkan jarum, tingkat 97 persen pada pasien yang vena dianggap dapat diakses secara normal, dan 87 persen pada pasien secara keseluruhan.

Para peneliti mengatakan tingkat keberhasilan pengumpulan darah perangkat mereka secara keseluruhan sebanding dengan pengambilan darah manual, yaitu sekitar 90 persen. Namun, penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan perbandingan langsung antara venipungsi robot dan venipungsi manual.

Namun sayangnya alat tersebut tidak dapat mengambil darah dari tiga peserta dengan pembuluh darah yang sulit diakses. Para peneliti mengatakan kegagalan pengambilan darah mungkin karena pembuluh darah berguling dari posisinya saat jarum berusaha menusuknya. Tidak ada subjek dengan vena normal atau sulit yang mengalami memar, robekan di dinding belakang pembuluh darah, atau cedera tidak disengaja lainnya.

Robot Pengambil Sampel Darah Belum Siap Diluncurkan

Sistem Robot
Insinyur memeriksan dan mengontrol otomatisasi sistem robot di pabrik – freepik/user8818949

 

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dirampungkan sebelum robot pengambil darah dapat digunakan dalam pengobatan klinis. Para peneliti berencana untuk melakukan perbaikan pada perangkat dan melakukan studi lanjutan.

Penelitian di masa depan akan melibatkan perbandingan langsung dari tingkat keberhasilan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengambilan darah yang dilakukan robot versus venipungsi manual, dengan dan tanpa panduan USG. Penelitian semacam itu juga akan melibatkan kelompok pasien yang lebih besar, kata penulis.

Para ahli yang mengomentari ujicoba perangkat robotik pengambilan darah ini telah mencatat bahwa robot tidak dapat melakukan tugas lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pengambilan darah rutin, seperti memasang dan melepas torniket, membersihkan kulit dengan alkohol, memberikan tekanan pada tempat tusukan, memberi label pada tabung darah, dan menerapkan perban. Studi saat ini tidak menyebutkan aspek pengambilan darah tersebut.

Petugas medis manusia masih diperlukan untuk melakukan tugas ambil sampel darah ini, serta menangani masalah lain yang muncul, seperti menghibur pasien yang cemas atau merasa pingsan. Pertanyaan lainnya adalah seberapa berguna perangkat robotik bagi pasien tertentu, seperti anak-anak yang mungkin merasa takut saat proses pengambilan darah. Itu dia artikel kesehatan dari Info Pasien. Nantikan informasi tes darah lainnya di sini!

 

Retno Wulandari
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanya senda gurau dan main-main. Sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, jika saja mereka mengetahui."