Standar Baru Tekanan Darah: Penderita Hipertensi Jadi Naik

Artikel ini terakhir di perbaharui September 9, 2020 by Rinaldi Syahran
Standar Baru Tekanan Darah: Penderita Hipertensi Jadi Naik
Wanita dan tangan anak-anak memegang jantung dengan tanda dari kertas untuk donasi darah - freepik/lionday

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada April 2020 dari Pusat Statistik Kesehatan (NCHS) yang beroperasi di bawah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS —berdasarkan standar baru — semakin banyak orang dewasa Amerika memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Banyak penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka hidup dengan kondisi ini.

Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan aliran darah pada dinding arteri saat dipompa oleh jantung. Pembacaan tekanan darah mengukur dua tekanan yang berbeda, dan angka yang dihasilkan ditulis bersebelahan satu sama lain (misalnya, 120/80). Angka teratas (tekanan darah sistolik) adalah tekanan pada pembuluh darah saat jantung memompa. Angka terbawah (tekanan darah diastolik) mengacu pada tekanan saat jantung berelaksasi di antara setiap pompaan.

Namun jika seseorang mendapatkan hasil tekanan darah yang tinggi dari satu kali pemeriksaan, bukan berarti ia terdiagnosis hipertensi. Biasanya, beberapa kali pemeriksaan harus dilakukan pada hari yang berbeda. Diagnosis tekanan darah tinggi ditetapkan jika beberapa hasil pemeriksaan tekanan darah secara konsisten berada di atas ambang batas normal.

Standar Baru Tekanan Darah 

Ilustrasi Pedoman Standar Baru Tekanan Darah
Tampak dekat tangan dokter sedang mengecek tekanan darah pasien – freepik/freepik

 

Pada 2017, American College of Cardiology (ACC) bekerja sama dengan American Heart Association (AHA) merilis pedoman baru yang menurunkan ambang batas sebelumnya untuk mendiagnosis tekanan darah tinggi dari 140/90 mmHg menjadi 130/80 mmHg. Dengan menggunakan ambang batas baru ini, sekitar 45 persen orang Amerika berusia 18 dan lebih diperkirakan memiliki tekanan darah tinggi. Sedangkan ketika menggunakan ambang batas yang lama, hanya 31 persen orang Amerika yang menderita tekanan darah tinggi, menurut laporan NCHS.

Namun, tidak semua organisasi profesional kesehatan setuju dengan ambang tekanan darah baru yang ditentukan oleh pedoman ACC/AHA, dan komunitas medis belum mencapai konsensus tentang masalah tersebut. Beberapa ahli mengatakan bahwa target di bawah 130 terlalu agresif, dan pengobatan yang direkomendasikan bisa jadi malah lebih berbahaya alih-alih menguntungkan bagi beberapa pasien.

Menurut laporan terbaru, tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan menurunkan tekanan darah telah terbukti menurunkan jumlah kasus baru yang didiagnosis stroke, serangan jantung, dan gagal jantung serta kondisi lain seperti gagal ginjal. Menurunkan ambang batas untuk diagnosis tekanan darah tinggi diharapkan menghasilkan pengobatan kondisi yang lebih dini, menurut laporan tersebut. Ini diharapkan akan menurunkan risiko beberapa individu terkena penyakit dalam kardiovaskular.

Siapa Saja yang Rentan Terkena Hipertensi?

Pengecekan Tekanan Darah Mandiri
Lelaki muda duduk di tempat tidur mengukur tekanan darah – freepik/freepik

 

Untuk menentukan berapa banyak orang dewasa Amerika yang menderita tekanan darah tinggi, peneliti NCHS menganalisis data dari National Health and Nutrition Examination Surveys (NHANES) yang dilakukan selama tahun 1999–2018. Survei ini mengukur status kesehatan dan gizi dengan menggabungkan wawancara dan pemeriksaan fisik peserta.

Para peneliti menggunakan data dari 10 siklus dua tahunan (1999-2000 hingga 2017-2018) untuk melihat tren perkiraan persentase orang Amerika dengan tekanan darah tinggi menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan latar belakang ras/etnis. Mereka menggunakan ambang diagnostik tekanan darah baru untuk mengevaluasi data ini.

Para peneliti menemukan bahwa selama 2017-2018:

  • Tekanan darah tinggi lebih sering diderita oleh pria dibandingkan wanita. Sekitar 51 persen pria memiliki kondisi tersebut, dibandingkan dengan 40 persen wanita.
  • Tekanan darah tinggi lebih sering diderita oleh orang kulit hitam non-Hispanik dibandingkan kulit putih non-Hispanik atau Hispanik. Lebih dari 57 persen orang kulit hitam non-Hispanik menderita tekanan darah tinggi, dibandingkan dengan 44 persen orang kulit putih non-Hispanik dan 44 persen orang Hispanik.
  • Tingkat tekanan darah tinggi lulusan perguruan tinggi lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Tren ini serupa di antara pria dan wanita.

Para peneliti juga menerapkan standadisasi penghitungan tekanan darah tinggi pada tahun 2017 terhadap data tersebut untuk mengevaluasi tren dari waktu ke waktu. Mereka menemukan bahwa proporsi keseluruhan peserta NHANES dengan tekanan darah tinggi menurun dari 47 persen pada 1999–2000 menjadi 42 persen pada 2013–2014, tetapi kemudian meningkat menjadi 45 persen pada 2017–2018.

Proporsi laki-laki dengan tekanan darah tinggi menunjukkan pola yang serupa, menurun dari 52 persen pada 1999–2000 menjadi 45 persen pada 2013–2014, kemudian meningkat menjadi 51persen pada 2017–2018.

Namun, proporsi wanita dengan tekanan darah tinggi tidak berubah secara signifikan dari waktu ke waktu. Selama 1999-2000, angkanya berada di 42 persen berbanding 40 persen pada 2017-2018.

Gejala Tekanan Darah Tinggi dan Bahaya yang Ditimbulkan

Wanita Sakit Kepala
Wanita muda menarik bangun dari tidurnya nampak tak senang dan sakit kepala – freepik/maksymiv_yura

 

Memantau tekanan darah secara rutin penting dilakukan karena tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki gejala, meski meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang serius. Bahkan tekanan darah tinggi yang mengancam jiwa menyebabkan beberapa gejala non-spesifik, seperti sakit kepala, pusing, atau sering mimisan.

Karena alasan ini, tekanan darah tinggi dikenal sebagai “silent killer“, yang secara diam-diam meningkatkan risiko penyakit jantung dan menderita stroke, serangan jantung, dan gagal jantung. Tekanan darah tinggi juga meningkatkan risiko kerusakan mata, ginjal, dan otak.

Semakin besar tekanan darah dalam waktu lama, semakin besar potensi kerusakannya. Karena itu, penting untuk memeriksakan tekanan darah Anda secara teratur.

Jika kita menderita tekanan darah tinggi, dokter mungkin merekomendasikan agar kita menjalani perubahan gaya hidup yang mencakup diet rendah garam yang sehat, olahraga teratur, menghindari alkohol, berhenti merokok, mengelola stres, dan cukup tidur.

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, dokter mungkin meresepkan obat tekanan darah yang mencegah penyempitan pembuluh darah, membiarkan pembuluh darah menjadi rileks, mengeluarkan air dan garam ekstra dari tubuh, atau membantu jantung berdetak lebih lambat dan dengan tenaga yang lebih sedikit. Itu dia artikel terbaru tentang standar baru tekanan darah yang ditetapkan perlihatkan banyak orang menderita hipertensi tanpa disadari. Baca terus informasi mengenai tekanan darah tinggi hanya di sini ya!

Retno Wulandari
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanya senda gurau dan main-main. Sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, jika saja mereka mengetahui."