Meningitis (Radang Selaput Otak)

Artikel ini terakhir di perbaharui December 3, 2020 by Rinaldi Syahran
Meningitis (Radang Selaput Otak)
The human brain on a blue background - Ksandrphoto/Freepik

Meningitis adalah peradangan pada meninges, atau selaput otak. Karena itulah, penyakit meningitis juga dikenal sebagai radang selaput otak. Meninges adalah tiga selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit meningitis dapat terjadi ketika cairan di sekitar meninges terinfeksi.

Penyebab radang selaput otak yang paling umum adalah infeksi virus dan bakteri. Penyebab lain mungkin adalah kanker, terpapar bahan kimia, jamur, bakteri, dan alergi obat. Penyakit meningitis yang disebabkan virus dan bakteri dapat menular. Penyakit ini dapat ditularkan melalui batuk, bersin, atau kontak dalam jarak dekat.

Penyebab Meningitis

Meningitis hampir selalu terjadi akibat infeksi bakteri atau virus yang terjadi di tubuh Anda, seperti telinga, sinus, atau tenggorokan.

Penyebab radang selaput otak lainnya yang tidak umum meliputi:

  • Gangguan autoimun
  • Pemberian obat kanker
  • Sipilis
  • Tuberkulosis

Setiap jenis radang selaput otak memiliki penyebab yang sedikit berbeda, tetapi masing-masing berkembang dengan cara yang sama: Bakteri, jamur, virus, atau parasit menyebar melalui aliran darah hingga mencapai otak, atau sumsum tulang belakang. Di sana, infeksi terbentuk di lapisan atau cairan di sekitar bagian tubuh vital ini dan mulai berkembang menjadi infeksi yang lebih parah.

Meningitis non-infeksi adalah sebuah pengecualian. Penyakit meningitis jenis ini disebabkan oleh cedera fisik atau kondisi lain, bukan akibat infeksi bakteri atau virus.

Gejala Meningitis

Gejala mengingitis bervariasi tergantung penyebabnya. Dalam dunia medis, mengingitis diklasifikasikan berdasarkan penyebab yang berbeda-beda. Masing-masing jenis radang selaput otak memiliki gejalanya sendiri, namun secara umum, gejala radang selaput otak yang dapat berkembang dalam beberapa jam atau hari di antaranya:

  • Kebingungan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mati rasa di wajah
  • Sensitivitas terhadap cahaya
  • Leher kaku sehingga penderita tidak bisa menurunkan dagu ke dada
  • Sakit perut atau muntah
  • Sakit kepala parah dengan mual atau muntah
  • Sulit berkonsentrasi
  • Kejang
  • Kantuk atau sulit bangun
  • Kurang nafsu makan
  • Kurang haus
  • Ruam kulit (dengan meningitis meningokokus).

Pada bayi, gejala radang selaput otak kemungkinan termasuk:

  • Demam tinggi
  • Menangis secara konstan dan semakin keras saat digendong
  • Bayi tampak terlalu mengantuk, lesu, atau tidak aktif
  • Leher atau badan kaku
  • Tonjolan di area lembut di atas kepala bayi
  • Kemampuan memberi makan yang buruk
  • Rewel terus-menerus.

Salah satu gejala bahwa salah satu bakteri penyebab radang selaput otak, Neisseria meningitidis, berada dalam aliran darah Anda adalah ruam samar yang muncul pada kulit. Bakteri yang menyebabkan infeksi radang selaput otak meningokokus berkembang biak dalam darah dan sel target di sekitar kapiler. Kerusakan sel-sel ini menyebabkan kerusakan kapiler dan kebocoran darah ringan. Ini muncul sebagai ruam merah muda, merah, atau ungu samar. Bintik-bintik itu mungkin menyerupai tusukan jarum kecil dan mudah disalahartikan sebagai memar.

Saat infeksi memburuk dan menyebar, ruam akan menjadi lebih jelas. Bintik-bintik akan menjadi lebih gelap dan lebih besar.

Individu dengan kulit gelap mungkin kesulitan melihat ruam meningitis. Tanda-tanda ruam akan lebih mudah terlihat pada area kulit yang lebih terang, seperti telapak tangan dan bagian dalam mulut. Tidak setiap ruam terlihat sama.

Klasifikasi Radang Selaput Otak

Infeksi virus dan bakteri adalah penyebab meningitis yang paling umum. Ada beberapa klasifikasi radang selaput otak lainnya. Contohnya meningitis kriptokokus, yang disebabkan oleh infeksi jamur, dan karsinomatosa, yang terkait dengan kanker. Meningitis jenis ini lebih jarang ditemukan.

Berikut ini bebebrapa jenis radang selaput otak yang sejauh ini ditemukan:

  • Viral meningitis
  • Bacterial meningitis
  • Fungal meningitis
  • Parasitic meningitis
  • Amoebic meningitis
  • Meningitis non-infeksi (non-infectious meningitis)
  • Meningitis kronis.

Beberapa jenis radang selaput otak lebih jarang ditemukan, sementara beberapa lainnya cukup sering. Artikel ini akan membahas beberapa jenis radang selaput otak yang lebih umum terjadi, berikut penyebab, gejala dan cara pengobatannya.

Bacterial Meningitis

Meningitis bakterial (bacterial meningitis) adalah kondisi yang sangat serius dan bisa mematikan. Kematian bisa terjadi hanya dalam beberapa jam. Kebanyakan orang sembuh dari radang selaput otaks. Namun, cacat permanen (seperti kerusakan otak, gangguan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar) dapat terjadi akibat infeksi tersebut.

Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan radang selaput otak. Penyebab utama bacterial meningitis termasuk:

  • Streptococcus pneumoniae
  • Streptokokus Grup B.
  • Neisseria meningitidis
  • Haemophilus influenzae
  • Listeria monocytogenes

Bakteri ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit serius lainnya, yakni sepsis. Sepsis adalah respons ekstrem tubuh terhadap infeksi. Tanpa perawatan yang tepat waktu, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian.

Penyebab

Bakteri penyebab bacterial meningitis bervariasi menurut kelompok umur:

  • Bayi baru lahir: Streptococcus Grup B, S. pneumoniae, L. monocytogenes, E. coli
  • Bayi dan anak-anak: pneumoniae, N. meningitidis, H. influenzae tipe b (Hib), grup B Streptococcus
  • Remaja dan dewasa muda: meningitidis, S. pneumoniae
  • Orang dewasa dan orang tua: pneumoniae, N. meningitidis, Hib, grup B Streptococcus, L. monocytogenes.

Cara penularan

Umumnya bakteri yang menyebabkan bacterial meningitis menyebar dari satu individu ke individu lain. Bakteri tertentu, seperti L. monocytogenes, dapat menyebar melalui makanan.

Cara seseorang menyebarkan bakteri seringkali bergantung pada jenis bakterinya. Penting juga untuk diketahui bahwa seseorang dapat “menyimpan” bakteri ini di tubuh mereka tanpa jatuh sakit. Orang-orang ini adalah “pembawa” atau carrier. Kebanyakan pembawa tidak pernah sakit, tetapi bisa menyebarkan bakteri kepada individu lain.

Berikut adalah beberapa contoh paling umum tentang bagaimana individu menyebarkan setiap jenis bakteri satu sama lain:

  • Grup B Streptococcus dan coli: Para ibu dapat menularkan bakteri ini ke bayinya selama kelahiran.
  • Hib dan pneumoniae: Seseorang dapat menyebarkan bakteri ini dengan batuk atau bersin saat berhubungan dekat dengan orang lain, yang menghirup bakteri tersebut.
  • meningitidis: Seseorang dapat menyebarkan bakteri ini dengan pemaparan sekresi pernapasan atau tenggorokan (air liur atau ludah). Ini biasanya terjadi selama kontak dekat (batuk atau berciuman) atau tinggal dalam waktu lama (hidup bersama).
  • coli: Seseorang bisa tertular bakteri ini dengan makan makanan yang disiapkan oleh orang yang tidak mencuci tangan dengan baik setelah menggunakan toilet.
  • Seseorang bisa jatuh sakit karena terpapar coli dan L. monocytogenes karena makan makanan yang terkontaminasi.

Tanda dan gejala

Gejala bacterial meningitis termasuk:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Leher kaku
  • Mual
  • Muntah
  • Fotofobia (mata lebih sensitif terhadap cahaya)
  • Kondisi mental dan mood yang berubah-ubah (kebingungan)

Bayi baru lahir dan bayi mungkin tidak mengalami atau mungkin sulit untuk melihat gejala klasik yang tercantum di atas. Sebaliknya, gejala bacterial meningitis pada bayi termasuk:

  • Respon lambat atau tidak aktif
  • Mudah menangis, mood buruk
  • Mual muntah
  • Menolak makan/minum susu

Pada bayi kecil, dokter mungkin juga mencari fontanel yang menggembung (titik lunak di kepala bayi) atau refleks abnormal. Jika Anda merasa bayi atau anak Anda mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi dokter.

Gejala meningitis bakterial dapat muncul dengan cepat atau dalam beberapa hari. Biasanya gejala radang selaput otak berkembang dalam tiga hingga tujuh hari setelah terpapar.

Gejala meningitis bakterial selanjutnya bisa menjadi sangat serius (seperti kejang atau koma). Untuk alasan ini, siapa pun yang merasa dirinya mungkin menderita radang selaput otak harus menemui dokter sesegera mungkin.

Mereka yang berisiko terpapar

Orang-orang tertentu berisiko lebih tinggi terkena meningitis bakterial. Beberapa faktor risiko meliputi:

Usia: Bayi berisiko lebih tinggi mengalami meningitis bakterial dibandingkan dengan orang di kelompok usia lain. Namun, individu dari segala usia dapat mengembangkan meningitis bakterial. Lihat bagian di atas tentang bakteri mana yang kerap menginfeksi kelompok usia tertentu.

Kerumunan: Penyakit menular cenderung menyebar di tempat berkumpulnya sekelompok besar orang. Kampus atau perguruan tinggi telah melaporkan wabah penyakit meningokokus, yang disebabkan oleh N. meningitidis.

Kondisi medis tertentu: Ada kondisi medis tertentu, pengobatan, dan prosedur pembedahan yang meningkatkan risiko radang selaput otak.

Bekerja dengan patogen penyebab radang selaput otak: Ahli mikrobiologi yang secara rutin terpapar bakteri penyebab radang selaput otak berada pada peningkatan risiko radang selaput otak.

Perjalanan: Wisatawan mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit meningokokus, yang disebabkan oleh N. meningitidis, jika mereka bepergian ke tempat-tempat tertentu, seperti sabuk meningitis di sub-Sahara Afrika, khususnya selama musim kemarau, dan Mekah selama musim haji dan umrah.

Viral Meningitis

Meningitis virus atau viral meningitis adalah jenis radang selaput otak yang paling umum — peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini seringkali tidak separah meningitis bakterial, dan kebanyakan orang sembuh dengan sendirinya (tanpa pengobatan).

Namun, jika seseorang menunjukkan gejala radang selaput otak, ia harus segera dibawa ke dokter karena beberapa jenis radang selaput otak bisa berkembang menjadi sangat serius. Hanya dokter yang dapat menentukan apakah seseorang menderita meningitis, apa penyebabnya, dan pengobatan terbaik.

Bayi yang berusia kurang dari satu bulan dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih mungkin mengalami penyakit parah akibat meningitis virus.

Penyebab

Enterovirus non-polio adalah penyebab paling umum dari meningitis virus di Amerika Serikat, terutama dari akhir musim semi hingga musim gugur. Saat itulah virus ini paling sering menyebar. Namun, hanya sejumlah kecil orang yang terinfeksi enterovirus yang benar-benar akan mengembangkan radang selaput otak.

Virus lain yang dapat menyebabkan radang selaput otak adalah:

  • Virus gondongan
  • Virus herpes, termasuk virus Epstein-Barr, virus herpes simplex, dan virus varicella-zoster (yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster)
  • Virus campak
  • Virus influenza
  • Arbovirus, seperti virus West Nile
  • Virus choriomeningitis limfositik.

Cara penularan

Kontak dekat dengan seseorang yang menderira viral meningitis dapat membuat seseorang terinfeksi virus yang membuat orang tersebut sakit. Namun, kontak dekat ini kemungkinan tidak akan mengembangkan radang selaput otak. Hanya sejumlah kecil orang yang terinfeksi virus penyebab meningitis yang benar-benar akan mengembangkan viral meningitis. Virus yang dapat menyebabkan meningitis menyebar dengan berbagai cara.

Tanda dan gejala

Gejala umum pada bayi:

  • Demam
  • Tantrum atau rewel terus-menerus
  • Nafsu makan buruk, menolak minum susu/ASI
  • Sangat mengantuk atau tidur terus-menerus
  • Lesu dan kurang berenergi.

Gejala umum pada anak-anak dan orang dewasa di antaranya:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Leher kaku
  • Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya
  • Sangat mengantuk atau tidur terus-menerus
  • Mual
  • Mendadak jadi sensitif, mudah marah
  • Muntah
  • Kurang nafsu makan
  • Lesu dan merasa tidak berenergi.

Kebanyakan pasien yang mengidap viral meningitis ringan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam tujuh hingga 10 hari.

Gejala awal viral meningitis mirip dengan meningitis bakterial (bacterial meningitis). Namun, meningitis bakterial biasanya parah dan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan otak, gangguan pendengaran, atau ketidakmampuan belajar.

Segera temui dokter jika Anda merasa diri Anda atau anak Anda mungkin menderita radang selaput otak. Seorang dokter dapat menentukan apakah Anda mengidap penyakit tersebut, apa penyebabnya, dan menentukan pengobatan terbaik.

Mereka yang berisiko terpapar

Individudari segala usia bisa terkena viral meningitis. Namun, beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit tersebut, di antaranya:

  • Anak-anak di bawah lima tahun.
  • Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah yang disebabkan oleh penyakit, obat-obatan (seperti kemoterapi), dan transplantasi organ atau sumsum tulang baru-baru ini.
  • Bayi yang berusia kurang dari satu bulan dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih mungkin menderita penyakit kronis.

Fungal Meningitis

Fungal meningitis atau meningitis jamur dapat berkembang setelah jamur menyebar dari tempat lain di tubuh ke otak atau sumsum tulang belakang.

Beberapa penyebab meningitis jamur termasuk jamur Cryptococcus, Histoplasma, Blastomyces, Coccidioides, dan Candida.

Penyebab dan cara penularan

Jamur penyebab fungal meningitis seringkali ditemukan di lingkungan tempat tinggal kita. Mereka adalah:

  • Cryptococcus hidup di tanah, di kayu yang membusuk, dan kotoran burung.
  • Histoplasma hidup di lingkungan dengan banyak kotoran burung atau kelelawar.
  • Blastomyces hidup di tanah yang lembab dan di kayu serta daun yang membusuk.
  • Coccidioides hidup di tanah.

Semua jamur ini terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop. Seseorang bisa sakit fungal meningitis jika menghirup spora jamur. Individu bisa terpapar radang selaput otak jika infeksi jamur menyebar dari paru-paru ke otak atau sumsum tulang belakang. Fungal meningitis tidak menular antar-manusia.

Jamur Candida juga bisa menyebabkan radang selaput otak. Candida biasanya hidup di dalam tubuh dan di kulit tanpa menimbulkan masalah. Namun, pada pasien tertentu yang berisiko, Candida bisa masuk ke aliran darah atau organ dalam dan menyebabkan infeksi.

Tanda dan gejala

Tanda dan gejala fungal meningitis di antaranya:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Leher kaku
  • Mual dan muntah
  • Fotofobia (mata lebih sensitif terhadap cahaya)
  • Kondisi mental dan mood yang berubah-ubah (kebingungan).

Mereka yang berisiko terpapar

Walau siapapun bisa terpapar fungal meningitis, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi. Kondisi kesehatan tertentu, pengobatan, dan prosedur pembedahan dapat melemahkan sistem kekebalan. Infeksi HIV dan kanker adalah contoh kondisi kesehatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pengobatan lainnya yang dapat melemahkan sistem kekebalan antara lain:

  • Steroid (seperti prednison)
  • Pengobatan yang diberikan setelah transplantasi organ
  • Obat anti-TNF, yang terkadang diberikan untuk pengobatan rheumatoid arthritis atau kondisi autoimun lainnya.
  • Bayi prematur dengan berat badan lahir sangat rendah juga berisiko tinggi terinfeksi jamur Candida pada aliran darah, yang dapat menyebar ke otak.

Tinggal di wilayah tertentu yang merupakan tempat berkembang biak jamur juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur paru-paru, yang dapat menyebabkan radang selaput otak.

Diagnosis Radang Selaput Otak

Sebelum melakukan diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa leher Anda untuk melihat apakah terdapat kekakuan, dan memeriksa permukaan kulit mencari ruam yang mungkin menandakan infeksi bakteri. Mereka juga perlu melakukan tes yang dapat mencakup:

  • Tes darah untuk menemukan bakteri
  • CT scan atau MRI kepala untuk menemukan pembengkakan atau inflamasi
  • Spinal tap, di mana petugas medis menggunakan jarum untuk mengambil cairan dari sekitar sumsum tulang belakang Anda. Ini dapat mengetahui apa yang menyebabkan radang selaput otak Anda.

Selain itu, dokter juga bisa mengambil sampel feses dan melakukan swab pada hidung dan tenggorokan untuk mendiagnosis.

Pengobatan Radang Selaput Otak

Perawatan dan pengobatan radang selaput otak yang dokter berikan akan tergantung pada jenis radang selaput otak yang Anda idap.

Pengobatan bacterial meningitis

Bacterial meningitis membutuhkan pengobatan dengan antibiotik sesegera mungkin. Dokter mungkin memberi Anda antibiotik umum atau spektrum luas, bahkan sebelum mereka menemukan bakteri penyebab radang selaput otak yang Anda idap.

Begitu dokter menemukan penyebabnya, dokter akan beralih kepada obat yang menargetkan bakteri tertentu yang mereka temukan. Anda mungkin juga mendapatkan kortikosteroid untuk meredakan peradangan.

Tidak ada antibiotik khusus untuk meningitis bakterial. Antibiotik yang diresepkan dokter akan tergantung pada bakteri yang terlibat.

Pengobatan viral meningitis

Meningitis virus biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada pengobatan khusus untuk meningitis virus. Kebanyakan orang yang mengalami viral meningitis ringan biasanya sembuh total dalam tujuh hingga 10 hari tanpa pengobatan. Obat antivirus dapat membantu pasien yang menderita radang selaput otak yang disebabkan oleh virus seperti virus herpes dan influenza.

Antibiotik tidak bisa menyembuhkan infeksi virus, sehingga tidak berguna dalam pengobatan meningitis virus.

Pasien yang mengembangkan viral meningitis parah, atau berisiko mengalami viral meningitis parah mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.

Namun di awal pengobatan, dokter kemungkinan akan meminta Anda untuk tetap di tempat tidur, minum banyak cairan, dan minum obat pereda nyeri jika Anda demam atau sakit.

Pengobatan fungal meningitis

Dokter biasanya akan mengobati fungal meningitis dengan obat antijamur dosis tinggi dalam jangka panjang, sering kali diberikan langsung ke pembuluh darah melalui infus. Setelah itu, pasien juga perlu minum obat antijamur melalui mulut.

Lama pengobatan tergantung pada sistem kekebalan pasien dan jenis jamur yang menyebabkan infeksi. Pengobatan seringkali lebih lama untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita AIDS atau kanker.

Komplikasi Radang Selaput Otak

Radang selaput otak dapat menyebabkan komplikasi parah pada orang dewasa dan anak-anak, terutama jika Anda menunda pengobatan. Komplikasi radang selaput otak yang mungkin terjadi meliputi:

  • Kejang
  • Kerusakan otak
  • Kehilangan pendengaran
  • Masalah memori
  • Masalah belajar
  • Sulit berjalan
  • Gagal ginjal
  • Syok
  • Kematian

Pencegahan Radang Selaput Otak

Seperti kebanyakan penyakit yang ada, radang selaput otak bisa dicegah. Pencegahan radang selaput otak dapat dilakukan dengan menghindari infeksi virus atau bakteri yang menyebabkannya. Infeksi ini ditularkan antar-individu saat batuk, bersin, mencium, atau berbagi sikat gigi atau peralatan makan. Lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah infeksi:

  • Cuci tangan sesering mungkin. Bilas sampai bersih. Ajari anak Anda untuk sering mencuci tangan juga, terutama setelah makan, menggunakan toilet, atau saat Anda berada di tempat umum.
  • Jangan berbagi barang seperti sikat gigi, peralatan makan, atau lipstik.
  • Jangan berbagi makanan atau minuman dengan orang lain.
  • Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
  • Jaga kesehatan dan kebugaran. Makan makanan yang sehat, banyak olahraga, dan istirahat cukup di malam hari.
  • Jika Anda hamil, makanlah makanan yang dimasak dengan baik. Hindari makanan yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Dapatkan imunisasi. Ikuti nasihat dokter tentang mendapatkan suntikan imunisasi untuk penyakit yang dapat menyebabkan meningitis bakterial, termasuk vaksin flu dan pneumonia.

Vaksin dapat melindungi dari beberapa penyakit, seperti campak, gondongan, cacar air, dan influenza, yang dapat menyebabkan viral meningitis. Pastikan Anda dan anak Anda divaksinasi sesuai jadwal.

Hindari gigitan nyamuk dan serangga lain yang membawa penyakit yang dapat menginfeksi manusia.

Berantas tikus dan hama di rumah. Jika rumah Anda dihuni hewan pengerat di dalam atau di sekitanya, segera lakukan tindakan pembasmian dan pencegahan. Bila perlu, panggil pengendali hama dan jaga kebersihan setiap sudut rumah.

Itu dia artikel mengenai penyakit meningitis. Baca juga informasi kesehatan lainnya seperti tes coronavirus (COVID-19) dan juga obat asam mefenamat hanya di situs ini, Info Pasien.

Retno Wulandari
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanya senda gurau dan main-main. Sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, jika saja mereka mengetahui."